Bocah Tua Nakal: (4-habis)
Ingin Dekat Tuhan, Kurangi Makan, Minum, Tidur

Kesehatan Anugerah Terbesar 
     Sampai sejauh ini, meski menyadari seiring pertambahan usia pada dasarnya tubuhnya tidak sekuat dulu lagi, namun ia merasa baik-baik saja. Ia tidak pernah sakit berat, harus diopname misalnya. Baginya, kesehatan yang dimilikinya adalah anugerah terbesar dari Tuhan. Sampai sekarang, ia tidak pernah menggunakan asuransi kesehatan yang sudah dibayarkan tempat kerja jauh sebelum ia pensiun.
     Tidak ada upaya khusus yang dilakukannya untuk menjaga kesehatan atau kebugaran. Ia tidak pernah secara khusus berolahraga. Melakukan jalan salib di tempat ziarah, asalkan rute jalan salib itu cukup panjang, baginya sudah memadai sebagai olahraga.
     Begitu pula soal makanan. Ia tidak berpantang makanan apa pun. Jika orang seusianya sudah banyak berdiet dengan berpantang ini itu, ia menikmati saja semua makanan yang tersedia baginya. Di rumah, ia tinggal bersama keluarga anaknya yang tertua. Ia tidak memiliki pantangan makanan apa pun. Sebab itu, ia selalu menyantap dengan syukur makanan yang disediakan menantu perempuannya, entah makanan itu dimasak sendiri atau dibeli. “Itu ungkapan terima kasih saya atas kesediaannya memperhatikan kebutuhan saya,” katanya.
     Bukan berarti Pak Wiro mau menyantap apa saja sepuas hati. Tidak. Ia adalah orang yang terbiasa menahan diri. Seperti diajarkan oleh gereja atau sebagaimana di ajarkan oleh kakeknya soal puasa, ia selalu membiasakan diri untuk menahan diri terhadap makanan. Di satu sisi ia tidak berpantang makanan apa pun, di sisi lain ia tidak menjadikan makanan tertentu sebagai santapan istimewa.
     Hari demi hari dilaluinya dengan santai. Atau bisa juga ia sekedar menghabiskan waktu bersama mbah Google, atau berkomunikasi dengan seseorang lewat WA. Ada belasan grup WA diikutinya, entah siapa yang menyertakan nomor ponselnya ke grup itu. Namun hanya beberapa yang diikutinya serius, seperti grup prodiakon dan pewartaan, serta grup trah keluarga besarnya. Meski isu tertentu sudah ramai dibicarakan di grup WA, seringkali ia hanya melewatkannya. Jika merasa bosan di rumah dan tidak sedang ada tugas pelayanan atau kegiatan lain dalam kehidupan menggereja, ia bertandang ke rumah kenalan.
    Pola kehidupan semacam itu, disertai rasa syukur atas rahmat-Nya, kemauannya untuk selalu berbagi dan menolong orang lain, membuatnya selalu bisa tidur nyenyak. Ia merasa tetap sehat hingga kini.***



Bocah Tua Nakal: (4-habis) </br>Ingin Dekat Tuhan, Kurangi Makan, Minum, Tidur