.Seperti Pohon yang Terus Berbuah (3 - Habis)

 <br/>Pidato Paus Fransiskus kepada Lansia  (12 Maret 2015)

   Rumah untuk orang tua harus menjadi "paru-paru" umat manusia di suatu negara, di lingkungan, di paroki; "asrama" kemanusiaan di mana mereka yang tua dan lemah dirawat dan dijaga seperti saudara atau saudari. Baik bagi Anda untuk pergi dan mengunjungi warga senior! Lihatlah pada orang-orang muda: terkadang tampak menyedihkan dan sedih: Pergilah mengunjungi orang tua dan Anda akan menjadi gembira!
     Tetapi ada juga realitas pengabaian orang tua: berapa kali kita membuang orang yang lebih tua dengan sikap yang mirip dengan bentuk tersembunyi euthanasia! Budaya membuang manusia menyakiti dunia kita. Kita membuang anak-anak, orang muda dan orang tua dengan dalih mempertahankan sistem ekonomi yang "seimbang", pusatnya yang bukan lagi manusia, tetapi uang.
      Kita semua dipanggil untuk melawan budaya limbah beracun ini! Kita, orang Kristen, bersama dengan semua orang dengan niat baik, dipanggil untuk membangun masyarakat yang lebih beragam, lebih ramah, lebih manusiawi, lebih inklusif, yang tidak perlu membuang yang lemah dalam tubuh dan pikiran. Sebaliknya, kita membutuhkan suatu masyarakat yang mengukur keberhasilannya pada bagaimana orang lemah dirawat.
     Sebagai orang Kristen dan sebagai warga negara, kita dipanggil untuk membayangkan, dengan imajinasi dan kebijaksanaan, cara menghadapi tantangan ini. Orang yang tidak merawat kakek-nenek, tidak memperlakukan mereka dengan baik tidak memiliki masa depan: orang seperti itu kehilangan ingatan dan akarnya. Tetapi berhati-hatilah: Anda juga memiliki tanggung jawab untuk mempertahankan akar-akar ini dalam diri Anda dengan doa, pembacaan Injil, dan karya-karya belaskasih. Hanya dengan cara inilah kita akan tetap sebagai pohon yang hidup, yang bahkan di masa tua tidak akan berhenti menghasilkan buah.***




<br/>.Seperti Pohon yang Terus Berbuah (3 - Habis)<br/>