Tuhan, Engkau menaruh hati ke dalam diriku agar aku dapat mengasihi dan dicintai, sama seperti hati Anak-Mu yang berdarah. Jangan biarkan aku menjadi tua dan egois, menyerahkan diri kecilku seperti api yang membara yang terperangkap oleh keterbatasannya seolah-olah oleh empat dinding, tanpa henti berjuang melawan rasa takut gagal dan angin yang mengancam untuk meledakkannya. Biarkan hatiku tetap terbuka, biarkan tanganku selalu siap untuk berjabat tangan dan terbuka untuk memberi.
Tuhan, jadikan saya orang tua yang murah hati, seseorang yang mau membagikan kepingan terakhir uangnya kepada mereka yang tidak punya apa-apa, dan mau memberikan bunga dari kebunnya bagi mereka yang tidak memiliki tanah sama sekali. Biarkan saya menjadi salah satu dari orang-orang yang mengelus kucing dan anjing ketika mereka lewat, yang tersenyum pada anak-anak kecil dan melempar roti ke burung-burung di taman.
Tuhan, Engkau adalah abadi; jangan biarkan saya menjadi orang kemarin, mampukan saya selalu berbicara tentang hari-hari tua yang baik ketika hari itu tidak pernah berawan, dan jangan biarkan saya meremehkan hari ini sebagai milik anak-anak muda sekarang saat hujan tidak pernah berhenti. Biarkan saya menghidupkan kembali masa lalu saya dengan sukacita, tetapi ajarkan saya untuk memahami dan hidup hari ini yang adalah milik-Mu, sama seperti masa lalu dan masa depan yang juga adalah milik-Mu.
Tuhan, biarkan saya menjadi orang tua yang tidak melupakan masa mudanya sendiri yang menyenangkan dan mampukan saya menggunakannya untuk menyegarkan yang lain.
Tuhan, Engkau mengatur musim dalam setiap tahun serta musim kehidupan. Buat saya menjadi seseorang “untuk semua musim.” Saya tidak meminta kebahagiaan, karena saya tahu betul bahwa tidak ada musim yang dapat membawa ini, bahkan tidak musim semi. Saya hanya meminta agar hari-hari terakhir saya menjadi indah, sehingga orang-orang sekitar saya mampu menyaksikan keindahan yang adalah Engkau. - Joseph Folliet-
